Diperlukan Inovasi Dalam Pengolahan Persampahan

Pembangunan serta pertumbuhan di berbagai kota termasuk Kota Baubau terus berjalan seiring pertumbuhan jumlah penduduk. Karenanya, di perlukan upaya atau inovasi pengolahan persampahan dalam merespon permasalahan lingkungan dan mewujudkan kualitas lingkungan hidup berkelanjutan.
Demikian dikatakan Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse ssat membuka kegiatan seminar awal pengolahan persampahan yang berbasis kearifan lokal dalam pembangunan Kota Baubau aula Makida kantor Balitbangda Kota Baubau Rabu (30/8/2023).
Menurut La Ode Ahmad Monianse, sebagaimana diketahui, mengacu pada UUPS (Undang-Undang Pengelolaan Sampah), untuk mengatasi masalah persampahan dibutuhkan program pengelolaan yang komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, sehingga sampah tidak hanya menjadi timbunan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tetapi menjadi sesuatu barang yang memiliki nilai guna dan nilai jual. Selain itu, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dan strategi nasional pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga (jakstranas) sebagaimana tercantum di dalam peraturan presiden nomor 97 tahun 2017 sebagai pedoman pengelolaan sampah secara terintegrasi dari hulu ke hilir.
Orang nomor satu di Kota Baubau ini berharap seminar awal pengolahan persampahan yang berbasis kearifan lokal dalam pembangunan Kota Baubau menjadi langkah konkret dalam upaya Pemkot Baubau untuk menjaga lingkungan dan merancang pembangunan daerah yang berkelanjutan dan ini juga mencerminkan komitmen Pemkot Baubau Untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mengembangkan wilayah. “Pengolahan persampahan merupakan permasalahan serius yang memerlukan perhatian khusus, dan kami percaya bahwa salah satu solusinya dapat ditemukan melalui pemanfaatan kearifan lokal yang ada di masyarakat kita,”ujarnya.
Ditambahkan, seminar awal pengolahan persampahan yang berbasis kearifan lokal dalam pembangunan Kota Baubau akan dapat mendorong kolaborasi antar pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam upaya mengurangi dampak sampah terhadap lingkungan serta tersusunnya strategi yang konkret dan berkelanjutan pengolahan persampahan yang berbasis kearifan lokal di daerah kita, sehingga dapat menjadi nilai tambah dalam berkontribusi pada terwujudnya visi Kota Baubau Maju, Sejahtera dan Berbudaya.
Sementara itu, Hari Peduli Sampah Nasional atau HPSN yang diperingati setiap tanggal 21 Februari sejak tahun 2006 dilatarbelakangi oleh peristiwa tragedi longsor sampah di TPA Leuwi Gajah pada tanggal 21 Februari 2005 yang menyebabkan 141 orang meninggal dan 6 orang terluka, dengan biaya pemulihan mencapai 80 milyar rupiah. Sejak itu, HPSN diperingati setiap tahunnya sebagai momentum agar semakin peduli dalam mengelola sampah. Dengan kepedulian dan komitmen bersama untuk menyikapi masalah sampah yang lebih baik maka kejadian yang serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang.
Penulis/Peliput. : SAMSUDIN
Editor. : SAMSUDIN
Penanggungjawab : H Andi Hamzah Machmud,
Kadis Kominfo S.Sos, M.Si